Sejak beberapa tahun lalu, tidak begitu lama sebenarnya, ada
hal yang baru di stasiun kereta api dan perjalanannya. Di stasiun, misalnya,
hanya calon penumpang yang boleh masuk peron. Akibatnya, peron tidak penuh
sesak. Gerombolan orang jauh berkurang. Lebih nyaman dan tenang! Pokoknya lebih
menyenangkan!!!
Kenyamanan berlanjut di dalam keretanya. Tidak ada penumpang
yang besusun sirih, centang perenang. Banyak penumpang sebanyak tempat duduk
yang tersedia, kecuali untuk kereta jarak dekat. Lebih longgar! Dan AC pun akan
menambah kenyamanan ini. Penumpang hamper-hampir jadi raja.
Perbedaan lain, pedagang asongan dalam kereta, walau sempat
demo besar-besaran di Klaten, Jawa Tengah, kini lenyap entah kemana. Tak ada
lagi riuh rendah suara mereka. Tak ada lagi: “Minum…. Minum”. Tak ada lagi tawaran menggoda: “Air teteh…susu nona … telor mamang.”
Langsung saja ya: menjelang memasuki suatu stasiun akan
terdapat papan nama stasiun tersebut. Biasanya di pojok kanan bawah tertulis
suatu bilangan dengan satuan meter. Di depan bilangan bilangan tersebut
terdapat tanda plus (+). Di Yogyakarta, misalnya tidak jauh dari stasiun Tugu
terdapat papan nama stasiun dan di pojok nanan bawah tertera +151M.
Berikut nama beberapa stasiun kereta api dan bilangan yang
menyertainya.
NO
|
STASIUN KA
|
KETINGGIAN (M)
|
1
|
Bandung
|
+709
|
2
|
Gambir
Jakpus
|
+16
|
3
|
Kertapati Palembang
|
+2
|
4
|
Padang
|
+8
|
5
|
Purwokerto
|
+75
|
6
|
Semarang
Tawang
|
+2
|
7
|
Solo Balapan
|
+93
|
8
|
Surabaya
Gubeng
|
+5
|
9
|
Tanjung Karang
|
+96
|
10
|
Wonosobo
|
+1200
|
11
|
Yogyakarta
|
+113
|
Apa maksud dari bilangan dengan satuan meter tersebut? Apa
maksud tanda plus (+) dihadapannya?
Kita kembali ke Stasiun Yogyakarta tadi. Yogyakarta: jelas kota lokasi stasiun
ini. Tanda atau simbol +113M
artinya: Stasiun Tugu Yogyakarta ini terletak pada ketinggian 113 meter di atas
permukaan laut. Sementara Stasiun Solo Balapan terletak pada ketingggian 93
meter di atas permukaan laut. (Perhatikan tabel untuk beberapa stasiun
lainnya).
Timbul pertanyaan: Untuk apa pencantuman ketinggian
tersebut? Ketebalan udara? Tidak begitu penting! Suhu? Ndak juga rasanya! Lalu
untuk apa? Hanya iseng?
Karena belum ada informasi yang jelas, manfaatkan informasi
ini untuk kepentingan lain. Misalnya: Menyelamatkan diri dari ombak pelabuhan
alias TSUNAMI!
Andai anda berada di suatu daerah berawa-rawa. Artinya, daerah
ini tidak begitu tinggi lokasinya. Andai, maaf ini hanya andai. Andai terjadi
gempa seperti gempa Aceh yang memicu Tsunami yang konon tingginya sampai 30
meter, untuk menyelamatkan diri jangan lari ke Stasiun Kertapati Palembang atau
Stasiun Tawang Semarang yang ketinggiannya hanya 2m di atas permukaan laut.
Juga jangan berusaha menyelamatkan diri ke Stasiun Gubeng Surabaya (+5M), Gambir
Jakarta (+16M), atau Padang (+8M) karena pasti akan terlibas Tsunami tersebut.
Untuk amannya larilah ke Stasiun Purwokerto (+75M), Balapan Solo (+93M), atau Tanjung
Karang (+96M). Yang lebih aman lagi, larilah ke Stasiun Bandung atau ke
Wonosobo Jawa Tengah. Hanya Tsunami dalam film 2012 yang mampu mencapai
dua stasiun ini.
0 comments:
Posting Komentar