Anggaran Pendidikan

Presiden: Anggaran Pendidikan 20 Persen Akan Dipenuhi

KOMPAS/ALIF ICHWAN

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

ICW Sarankan Audit Keuangan Sekolah/KompasTV

Artikel Terkait:

• Presiden Sampaikan Pidato Kenegaraan dan Nota Keuangan
• Nota Keuangan Akan Buktikan...
• Paskah: Anggaran Pendidikan Bergantung DPR
• Wapres: Anggaran 20 Persen Pendidikan Bisa Dipenuhi
• MK Kabulkan Uji Materi UU APBN

Jumat, 15 Agustus 2008 | 08:38 WIB

Laporan Wartawan Kompas Suhartono

JAKARTA, JUMAT - Pemerintah sepertinya akan memenuhi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada tanggal 13 Agustus lalu mengenai alokasi dana pedidikan sebesar 20 persen. Hal itu setidaknya tercermin dari isi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan dibacakan di depan sidang paripurna DPR pukul 09.00 pagi ini, seperti yang diterima Kompas.

Presiden menyatakan pada tahun anggaran 2009 mendatang, pemerintah memang bertekad untuk memenuhi amanat konstitusi sekitar 20 persen. "Bidang pendidikan tetap menjadi prioritas utama pemerintah, beberapa tahun terakhir ini alokasi anggaran departemen pendidikan nasional, merupakan alokasi anggaran tertinggi, dibanding depertemen lainnya. Anggaran pendidikan telah meningkat hampir dua kali lipat, dari Rp 78,5 triliun dua tahun lalu, saat ini menjadi 154,2 triliun pada 2008," jelas Presiden.

Presiden menambahkan, "Alhamdulillah, untuk tahun anggaran 2009 ditengah-tengah krisis harga minyak dan pangan dunia yang berdampak kepada perekonomian, kita telah memenuhi anggaran pendidikan 20 persen dari APBN seperti yang diamanatkan UUD 1945."

Lebih jauh dijelaskan, kenaikan anggaran akan digunakan untuk merehabilitasi gedung sekolah dan membangun puluhan ribu kelas dan ribuan sekolah baru. "Sejak 2005 lalu dengan semangat desentralisasi, pemerintah juga memberikan hibah dalam bentuk bantuan operasional langsung ke sekolah atau BOS," demikian presiden.

Namun Presiden tidak merinci jumlah nominal anggaran pendidikan yang persentasenya 20 persen itu. Kompas memperkirakan, anggaran pendidikan tahun 2009 hampir Rp 200 triliun.

Pengendara Paling Ngawur

Telah beberapa tahun ini saya bolak-balik antara beberapa kota. Beberapa di antaranya Yogya - Solo, Yogya-Magelang. Selama itu pula saya mengamati tingkah lalu para pengendara. Akhirnya saya berkesimpulan bahwa: Apabila ada sopir yang NGAWUR, maka hampir dapat dipastikan mobil tersebut nomor polisinya adalah B atau H. Jakarta dan Semarang adalah dua kota terbesar di Indonesia. Mungkinkah ini berhubungan dengan besarnya kota?

Saya mungkin salah, namun kesimpulan itu ditarik setelah pengamatan tidak kurang dari 7 tahun.

Salam,
IH

Takbiran

Hari ini Iedul Fitri 2008.
Di lapangan, mulai pukul 6 pagi masyarakat di suatu daerah Yogyakarta berduyun menuju lapangan yang luasnya 3x lapangan sepakbola. Shalat Ied tujuannya.

Menjelang pukul 7 pagi, lapangan telah penuh sesak. Saya yakin tak kurang 3 ribu laki-laki dan perempuan. Pengeras suara, dengan lantang melantunkan takbir. Keras. Berirama. Menyejukkan.

Sungguh heran. Masyarakat yang ribuan itu, tak begitu antusias. Mulut-mulut itu cuma berkomat-kami seperti berbisik. Yang keluar cuma gumaman. Bukan takbiran. Bayangkan, 3ribuan jamaah Bergumam. Iseng kutengok jiri kanan depan belang. Di belakang, beberapa orang bahkan asyik ngobrol. Entah urusan apa. Di depan, tidak jauh dari BUYA Syafi'i Ma'arif, beberapa orang asyik merokok. Di kiri kanan, waktu saya takbir agak keras, malah memandang saya. Aneh.

Padahal beberapa waktu lalu, takbir ALLAHU AKBAR lantang. Brak!! Tempat maksiat dirobohkan. Pyarr!!! Masjid dihancurkan.

Dimana takbirku? Dimana Takbirmu?